1. Laga yang Membuka Kontroversi wasit Sudirman Cup
Parksidediner.net – Sudirman Cup 2025 di Xiamen menjadi ajang tim campuran bulu tangkis yang semula penuh harapan, namun memunculkan kontroversi besar akibat dua keputusan wasit yang menuai kritik luas—terutama dari delegasi Indonesia dan warganet.
2. Keputusan wasit Sudirman Cup yang Merugikan Indonesia
Pada pertandingan penyisihan grup antara Indonesia vs Denmark, terjadi keputusan wasit yang kontroversial ketika skor mencapai 21–20 di gim pertama. Pukulan Denmark seharusnya out, namun wasit memberi poin kepada Denmark dengan alasan raket pemain Indonesia menyentuh shuttlecock, yang tidak terbukti dalam replay slow-motion. Hasilnya, set pertama jatuh ke tangan Denmark 22–20.
PBSI langsung mengajukan protes, dan BWF akhirnya mengakui bahwa keputusa n wasit tersebut adalah sebuah kesalahan. Dampaknya terasa emosional: Gloria Emanuelle Widjaja terlihat meneteskan air mata saat turun minum, dan jejaring sosial di banjiri komentar pedas—hingga pemain Denmark pun menjadi sasaran.
3. Kartu Merah dari wasit Sudirman Cup Panas di Final
Kontroversi kedua muncul saat final antara China vs Korea Selatan. Huang Dongping mendapat kartu merah karena terlambat kembali dari istirahat atas alasan menstruasi. Keputusan ini memberi satu poin langsung kepada lawan, meski Huang berargumen keterlambatan hanya sedikit dan kondisi biologis jelas menjadi faktor.
4. BWF di Pusaran Kritik
Serangkaian keputusan kontroversial ini menimbulkan tuntutan agar BWF meninjau kembali regulasi—terutama tentang hak peninjauan kembali atas keputusan wasit seperti di sepak bola. Kini teknologi seperti Hawk‑Eye hanya mendeteksi apakah shuttle masuk atau keluar, bukan kontak pemain, sehingga keterbatasan ini jelas di soroti.
5. Reaksi dan Dampaknya
- Atlet dan Pelatih: Ekspresi frustrasi dari tim Indonesia jelas terlihat di lapangan dan media sosial.
- Publik & Media Sosial: Kritik tajam kepada wasit dan sistem, dengan desakan agar BWF membenahi prosedur.
- BWF: Telah mengakui kesalahan dalam kasus Indonesia-Denmark. Hubungan dengan ekspektasi publik kini menjadi sorotan utama.
6. Pelajaran untuk Masa Depan
Kontroversi ini membuka pintu diskusi penting:
Isu | Dampak |
Keputusan tak terhadang | Mendorong kebutuhan review teknis dan peninjauan |
Perlakuan terhadap atlet | Penegasan aturan tentang menstruasi dan istirahat |
Standar fairness | Dorongan transparansi dalam kebijakan wasit |
Solidaritas antara atlet, pelatih, dan penggemar juga diuji; momen ini jadi pengingat bahwa fairness sangat penting untuk menjaga integritas olahraga.
Kesimpulan
Sudirman Cup 2025 tak hanya menghadirkan aksi grand saling serang antar tim elite, namun juga kontroversi wasit yang memicu perdebatan luas. Dari keputusan dramatis yang merugikan Indonesia hingga kartu merah kontroversial di final, momen ini mengingatkan bahwa tata kelola wasit dan sistem review teknologi perlu diperkuat.
Jika BWF merespons dengan memperbaiki prosedur, Sudirman Cup ke depan berpotensi menjadi ajang yang lebih adil dan transparan—mengembalikan semangat sportifitas sejati di lapangan badminton dunia.