Parksidediner.net – Presiden Prabowo Subianto hadir dan menyaksikan pemusnahan 214,84 ton narkoba senilai Rp29,37 triliun di Mabes Polri sebagai bagian perang terhadap narkoba.
Pada Rabu, 29 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto secara langsung menghadiri dan turut menyaksikan pemusnahan besar-besaran barang bukti narkoba di halaman utama Mabes Polri, Jakarta. Pemusnahan dilakukan terhadap sekitar 214,84 ton narkoba berbagai jenis dengan estimasi nilai mencapai Rp 29,37 triliun.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap rangkaian acara tersebut, makna di baliknya, serta implikasi terhadap strategi pemberantasan narkoba di Indonesia.
BACA JUGA : Tarif TransJakarta Terbaru Rp 5.000 hingga Rp 7.000
1. Rangkaian Acara di Mabes Polri
Presiden Prabowo tiba di lokasi pemusnahan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri sekira pukul 13.15 WIB bersama jajaran tertinggi Kepolisian Republik Indonesia. Setibanya di lokasi, Presiden didampingi oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan pejabat tinggi lain meninjau tumpukan barang bukti narkoba yang siap dimusnahkan—mulai dari ganja, sabu, ekstasi hingga obat sintetik.
Presiden tampak mengenakan pakaian safari krem dan peci hitam, serta menggunakan sarung tangan hitam saat melakukan pemeriksaan awal terhadap barang bukti. Selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap sebagian barang bukti di hadapan Presiden sebagai bagian dari mekanisme verifikasi sebelum pemusnahan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemusnahan simbolis: Presiden dan Kapolri bersama pejabat lainnya melemparkan sejumlah narcotics ke dalam alat pembakaran khusus.
2. Angka dan Fakta Penting
- Jumlah barang bukti: 214,84 ton yang telah di amankan sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025.
- Estimasi nilai barang bukti: Rp 29,37 triliun.
- Presiden Prabowo menyebut bahwa jika barang bukti itu tersebar, dapat di gunakan hingga 629 juta orang, lebih dari dua kali populasi Indonesia.
- Rangkaian hadirnya pejabat tinggi negara — termasuk menteri dan pimpinan lembaga — menegaskan bahwa pemberantasan narkoba adalah prioritas nasional.
3. Makna dan Pesan Strategis
Kehadiran Presiden Prabowo pada acara ini mengirimkan pesan strategis kuat bahwa pemberantasan narkoba bukan hanya tugas Kepolisian, tetapi menjadi program bersama seluruh elemen negara.
Beberapa poin penting yang dapat di pahami dari acara ini:
- Penegasan bahwa narkoba adalah ancaman nasional yang merusak generasi muda, stabilitas sosial, serta keamanan negara.
- Upaya transparansi dan akuntabilitas: masyarakat dapat melihat langsung proses pemusnahan dan besarnya barang yang berhasil di amankan.
- Kebijakan “zero tolerance” terhadap narkoba semakin di tekankan melalui kegiatan simbolik seperti pemusnahan massal yang melibatkan pimpinan tertinggi negeri.
- Penekanan bahwa keberhasilan penegakan hukum harus di ikuti oleh pencegahan, rehabilitasi, dan edukasi masyarakat agar siklus peredaran tidak terus berulang.
4. Dampak Terhadap Kebijakan dan Tindakan Ke Depan
Acara ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat berbagai kebijakan—antara lain:
- Memacu peningkatan kerja intelijen dan penegakan hukum untuk menembus jaringan hulu hingga hilir narkoba.
- Mendorong percepatan penyitaan barang bukti dan aset pelaku sebagai bagian dari strategi “menyentuh kantung kejahatan”.
- Memperkuat program rehabilitasi bagi pengguna dan penyalahguna, karena pemusnahan saja tidak cukup jika tidak di sertai upaya pemulihan.
- Menumbuhkan kesadaran publik bahwa pemberantasan narkoba bukan hanya urusan aparat, tetapi tanggung jawab bersama: masyarakat, keluarga, sekolah, dan organisasi kemasyarakatan.
- Memicu pengembangan sistem digitalisasi dan pemetaan jaringan narkoba, termasuk penggunaan teknologi untuk memonitor peredaran barang terlarang secara lebih efektif.
5. Tanggapan dan Harapan Publik
Publik menyambut baik langkah ini sebagai bukti komitmen negara dalam memerangi narkoba. Namun, ada beberapa harapan yang muncul:
- Hasil nyata harus terlihat: penangkapan dan pemusnahan besar memang penting, tetapi yang paling di rasakan masyarakat adalah penurunan angka penyalahgunaan dan kematian akibat narkoba.
- Kualitas layanan rehabilitasi perlu di tingkatkan sehingga pengguna memiliki akses pemulihan yang layak.
- Partisipasi masyarakat harus di tingkatkan melalui edukasi, kampanye, dan penguatan keluarga agar berhenti menjadi bagian dari rantai peredaran narkoba.
- Keadilan penegakan hukum juga menjadi sorotan: agar pelaku besar mendapat hukuman setimpal dan aset hasil kejahatan di sita secara efektif.
6. Kesimpulan
Acara pemusnahan barang bukti narkoba yang di hadiri Presiden Prabowo di Mabes Polri adalah langkah simbolis sekaligus strategis dalam perang terhadap narkoba di Indonesia.
Jumlah barang bukti yang sangat besar — 214,84 ton dengan nilai Rp 29,37 triliun — menunjukkan betapa masifnya ancaman yang di hadapi bangsa.
Melalui keterlibatan puncak pemerintahan, acara ini menegaskan bahwa pemberantasan narkoba adalah prioritas nasional yang memerlukan sinergi seluruh pihak.
Namun begitu, keberhasilan tidak hanya di ukur dari pemusnahan, melainkan dari perubahan nyata di lapangan: pengurangan pengguna narkoba, menurunnya angka kejahatan narkoba, dan meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
Langkah ke depan harus terus melibatkan penegakan hukum yang tegas, edukasi masyarakat yang menyeluruh, serta rehabilitasi yang manusiawi agar generasi mendatang bebas dari jerat narkoba
