Parksidediner.net – Alex Pastoor dipecat bersama staf lain di timnas Indonesia dalam evaluasi menyeluruh kepelatihan oleh PSSI.
Latar Belakang Penunjukan Pastoor sebagai Staf Pelatih
Pada awal tahun 2025, PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala tim nasional Indonesia. Dalam struktur tim kepelatihan yang dibentuk, salah satu nama asing yang ikut masuk sebagai asisten pelatih adalah Alex Pastoor asal Belanda.
Pastoor memiliki rekam jejak panjang di dunia kepelatihan Eropa. Kariernya mencakup penanganan klub seperti Sparta Rotterdam, Almere City, NEC Nijmegen, hingga pengalaman promosi tim dari liga bawah ke liga utama.
Kehadiran Pastoor dipandang sebagai upaya PSSI untuk memperkuat aspek teknis timnas secara global, menghadirkan metode, pengalaman, dan wawasan dari luar negeri agar tim Indonesia bisa lebih kompetitif.
BACA JUGA : Israel Bebaskan Tahanan Palestina: Pengertian & Prosesnya
Keputusan Pemecatan Alex Pastoor oleh PSSI
Pada tanggal 16 Oktober 2025, PSSI secara resmi menyatakan bahwa kerja sama dengan tim kepelatihan Timnas Indonesia di semua level—senior, U-23, dan U-20—dihentikan lebih awal melalui mekanisme mutual termination. Dalam pengumuman itu, selain Kluivert, nama Alex Pastoor juga ikut dipecat sebagai staf kepelatihan.
PSSI menyebut bahwa pengakhiran tersebut mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan timnas ke depan. Keputusan ini telah disepakati bersama pihak-pihak terkait.
Keputusan ini bukan hanya pemecatan Kluivert sebagai pelatih kepala, tetapi juga pemutusan hubungan kerja dengan asisten serta staf di semua jenjang timnas.
PSSI juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi semua anggota tim kepelatihan selama masa tugasnya, dan menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan sepakbola nasional.
Alasan dan Kontroversi di Balik Pemecatan Alex Pastoor
Pemecatan Alex Pastoor bersama staf lain menuai perhatian publik dan spekulasi media. Beberapa poin yang sering di bahas:
- Evaluasi Kinerja dan Arah Strategis
PSSI menegaskan bahwa keputusan ini di ambil sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh. Dengan performa timnas yang belum memuaskan dan kebutuhan perubahan, pergantian staf di nilai sebagai langkah strategi pembinaan baru. - Kesepakatan Bersama (Mutual Termination)
Pemecatan di lakukan atas kesepakatan kedua belah pihak. Artinya, pemecatan bukan sepihak, melainkan hasil diskusi dan persetujuan antara PSSI dan tim kepelatihan. - Keterlibatan Staf Lain.
Selain Pastoor, nama-nama seperti Gerald Vanenburg, Denny Landzaat, dan Frank van Kempen juga di pecat dari staf timnas usia senior, U-23, dan U-20 dalam pengumuman yang sama. - Tuntutan Publik dan Tekanan Ekspektasi
Sebagai staf asing dengan reputasi tinggi, ekspektasi terhadap Pastoor dan tim kepelatihan cukup tinggi. Ketika hasil dan performa timnas belum sesuai target, tekanan terhadap staf asing menjadi besar. Oleh karena itu, pemecatan ini juga dipandang sebagai upaya respon cepat PSSI terhadap tekanan publik dan kebutuhan performa. - Implikasi Legal dan Kontrak.
Karena pemecatan di nyatakan sebagai mutual termination, secara legal kedua belah pihak seharusnya sudah menyepakati kompensasi, hak kontrak, dan penyelesaian administratif. Namun publik tetap memperhatikan bagaimana PSSI memperlakukan hak-hak staf asing ini dalam detailnya.
Rekam Jejak Pastoor dan Kontribusi Selama Menjabat
Sebelum bergabung dengan timnas Indonesia, Pastoor di kenal sebagai pelatih yang sukses membawa beberapa klub promosi ke liga tertinggi. Contohnya:
- Membawa Excelsior promosi ke Eredivisie.
- Menangani Sparta Rotterdam, dan membawa mereka naik kasta ke Eredivisie musim 2015–2016.
- Menangani Almere City dan berhasil membawa klub tersebut promosi ke Eredivisie pada musim 2022–2023.
Dengan pengalaman itu, kehadiran Pastoor di timnas Indonesia di harapkan membawa perbaikan teknik, metode latihan, dan mental pemain. Namun dalam waktu singkat, pemecatan terjadi sebelum dapat benar-benar mengevaluasi dampak penuh dari kinerjanya.
Dampak Pemecatan terhadap Timnas dan Publik
Pemecatan staf kepelatihan, termasuk Pastoor, memiliki sejumlah implikasi:
- Keberlanjutan Program Pelatihan Terganggu: Pergantian staf secara mendadak bisa mengganggu konsistensi metode, sistem permainan, dan hubungan internal tim.
- Ketidakpastian bagi Pemain: Pemain timnas yang sudah menyesuaikan diri dengan gaya kerja staf sebelumnya mungkin harus beradaptasi ulang ke pelatih baru.
- Kepercayaan Publik di uji: Publik memusatkan perhatian pada bagaimana PSSI menjelaskan keputusan ini dan sejauh mana transparansi dalam proses evaluasi.
- Peluang bagi Pelatih Lokal: Dengan keluarnya staf asing, ada ruang bagi pelatih lokal untuk naik kelas atau di libatkan dalam struktur kepelatihan baru.
Kesimpulan
Pemecatan Alex Pastoor bersama tim kepelatihan Timnas Indonesia merupakan langkah strategis dari PSSI dalam merombak struktur timnas agar lebih kompetitif. Meskipun klaim bahwa pemecatan di lakukan melalui kesepakatan bersama menunjukkan bahwa prosesnya tidak sepenuhnya sepihak, publik tetap menanti penjelasan rinci terkait evaluasi, hak kontrak, dan keputusan teknis.
Pastoor sendiri membawa portofolio pengalaman internasional yang cukup impresif, sehingga pemecatannya hanya dalam waktu singkat memunculkan pertanyaan tentang kesiapan adaptasi, ekspektasi, dan tekanan terhadap staf asing di sepakbola Indonesia.