Mark Zuckerberg Ingin Singkirkan Smartphone

Mark Zuckerberg

Parksidediner.netMark Zuckerberg berambisi mengganti smartphone dengan teknologi metaverse dan perangkat AR/VR. Simak alasan dan dampaknya bagi masa depan.

Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Meta, kembali membuat pernyataan mengejutkan terkait masa depan teknologi. Ia menyampaikan visinya untuk “menyingkirkan smartphone” sebagai perangkat utama dalam kehidupan manusia. Menurutnya, era ponsel pintar akan segera digantikan oleh perangkat baru yang berbasis realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR). Langkah ini sejalan dengan ambisi besar Meta dalam membangun dunia metaverse, yang digadang-gadang sebagai revolusi berikutnya setelah internet dan media sosial.


Visi Mark Zuckerberg: Dunia Tanpa Smartphone

Zuckerberg percaya bahwa ketergantungan manusia pada smartphone akan berkurang seiring berkembangnya teknologi imersif. Perangkat AR dan VR diyakini mampu menghadirkan pengalaman lebih nyata, interaktif, dan mendalam daripada layar ponsel.

Dalam bayangannya, kacamata pintar atau headset VR akan menjadi pengganti smartphone. Melalui perangkat itu, pengguna dapat bekerja, berkomunikasi, bermain, hingga berbelanja tanpa harus menatap layar kecil di genggaman.


BACA JUGA : Annisa Bahar Dituding Menikah dengan Anak Angkatnya

Alasan Mark Zuckerberg Ingin Menggantikan Smartphone

  1. Batasan Layar Smartphone
    Smartphone memiliki keterbatasan ukuran layar. Meski semakin canggih, pengalaman visual tetap terbatas pada layar datar. Teknologi AR/VR diyakini dapat menciptakan ruang digital tiga dimensi yang lebih luas dan realistis.
  2. Pengalaman Imersif di Metaverse
    Metaverse adalah proyek utama Zuckerberg. Dengan perangkat VR/AR, interaksi sosial akan terasa lebih hidup. Kita bisa bertemu teman di ruang virtual, menghadiri konser, atau rapat kerja layaknya di dunia nyata.
  3. Kebebasan Interaksi Digital
    Zuckerberg ingin teknologi membuat manusia bebas bergerak, tidak terpaku pada ponsel. Dengan perangkat wearable seperti kacamata pintar, informasi bisa langsung muncul di depan mata tanpa perlu mengetik di layar.


Tantangan dan Hambatan

  1. Harga Perangkat VR/AR
    Saat ini, harga headset VR dan kacamata pintar masih relatif mahal. Hal ini membuat adopsi teknologi belum merata, terutama di negara berkembang.
  2. Kenyamanan Pengguna
    Banyak pengguna masih merasa tidak nyaman menggunakan perangkat VR dalam waktu lama karena berat, panas, atau efek pusing. Pengembangan teknologi perlu memastikan perangkat lebih ringan dan praktis.
  3. Ekosistem Aplikasi
    Smartphone sudah memiliki jutaan aplikasi yang mendukung kebutuhan sehari-hari. Untuk menyingkirkan smartphone, ekosistem AR/VR harus mampu menyediakan layanan setara bahkan lebih baik.


Dampak Jika Smartphone Tersingkirkan

  1. Perubahan Gaya Hidup
    Jika visi Zuckerberg terwujud, masyarakat tidak lagi sibuk menatap layar ponsel. Aktivitas digital akan berpindah ke dunia imersif yang lebih interaktif.
  2. Transformasi Industri Teknologi
    Produsen smartphone mungkin akan mengubah arah bisnis mereka. Perusahaan teknologi akan berlomba menghadirkan perangkat AR/VR yang lebih canggih.
  3. Tantangan Sosial dan Etika
    Interaksi di dunia virtual berpotensi memengaruhi kehidupan sosial nyata. Oleh karena itu, regulasi dan etika penggunaan metaverse akan menjadi isu penting di masa depan.


Masa Depan Tanpa Smartphone

Ambisi Mark Zuckerberg untuk menyingkirkan smartphone mungkin terdengar futuristik, tetapi tren teknologi menunjukkan arah yang serupa. Beberapa perusahaan besar sudah mengembangkan kacamata pintar dan perangkat AR yang mendukung komunikasi, hiburan, hingga pekerjaan.

Meski masih butuh waktu panjang, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan smartphone benar-benar tergantikan. Dengan dukungan inovasi teknologi dan ekosistem digital yang kuat, visi ini bisa menjadi kenyataan.


Kesimpulan

Mark Zuckerberg ingin menandai akhir era smartphone dan membuka babak baru dengan teknologi AR dan VR. Melalui metaverse, ia membayangkan masa depan di mana manusia tidak lagi terpaku pada layar kecil, melainkan hidup di dunia digital yang lebih luas dan interaktif.

Namun, jalan menuju ke sana masih penuh tantangan, mulai dari harga perangkat hingga kesiapan masyarakat. Yang jelas, ide ini menunjukkan betapa cepatnya teknologi berkembang, dan bagaimana cara manusia berinteraksi dengan dunia digital akan terus berubah.