Parksidediner.net – Kabar positif datang dari dunia industri kawasan. Indonesia (RI) dan Thailand berhasil mencatat pertumbuhan sektor manufaktur yang lebih solid dibanding negara-negara Asia Pasifik lainnya. Hal ini terjadi saat banyak negara di kawasan menghadapi perlambatan akibat lemahnya permintaan global, ketidakpastian geopolitik, dan tekanan inflasi.
Kinerja ini menegaskan bahwa Indonesia dan Thailand mampu memanfaatkan momentum domestik untuk menjaga sektor industrinya tetap tumbuh, sekaligus memperkuat posisi mereka sebagai motor ekonomi kawasan.
Kondisi Manufaktur Asia Pasifik
Sebagian besar negara di Asia Pasifik mencatat perlambatan manufaktur pada 2025. Faktor utama yang memengaruhi adalah:
- Permintaan Ekspor Melemah
Turunnya permintaan dari pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok membuat banyak negara kehilangan pangsa pasar ekspor. - Kenaikan Biaya Produksi
Harga energi dan bahan baku yang tinggi mengurangi margin keuntungan perusahaan manufaktur. - Geopolitik dan Rantai Pasok
Gangguan rantai pasok global akibat konflik regional masih menjadi kendala serius.
Dalam situasi ini, hanya segelintir negara yang mampu menjaga indeks manufakturnya tetap ekspansif, di antaranya Indonesia dan Thailand.
Manufaktur RI : Dukungan Domestik dan Hilirisasi
Sektor Manufaktur RI mendapat dorongan kuat dari dua faktor utama:
- Konsumsi Domestik
Pasar dalam negeri yang besar menjadi penopang utama. Permintaan dari kelas menengah yang terus tumbuh mendorong produksi berbagai barang konsumsi, mulai dari makanan-minuman hingga otomotif. - Hilirisasi Industri
Program hilirisasi mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit mendongkrak kinerja sektor pengolahan. Produk berbasis hilir mineral memberikan nilai tambah signifikan bagi industri nasional.
Dengan kebijakan pemerintah yang konsisten, manufaktur Indonesia tercatat tetap berada di zona ekspansif, menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
Thailand: Otomotif dan Elektronik Masih Jadi Andalan
Thailand, sebagai basis produksi otomotif di Asia Tenggara, berhasil menjaga momentum industri meski ekspor melambat.
- Industri Otomotif
Thailand tetap menjadi pusat produksi kendaraan, termasuk mobil listrik (EV), yang semakin banyak diminati pasar global. - Elektronik dan Semikonduktor
Kinerja sektor elektronik dan komponen semikonduktor membantu menahan perlambatan, seiring meningkatnya permintaan dari pasar Asia.
Selain itu, insentif pemerintah Thailand bagi investor asing memperkuat daya saing industri mereka di tengah persaingan kawasan.
Perbandingan Manufaktur RI & Thailand dengan Negara Lain
Berbeda dengan Indonesia dan Thailand, beberapa negara lain di Asia Pasifik menghadapi tantangan berat:
- Malaysia mengalami kontraksi akibat turunnya ekspor elektronik.
- Vietnam menghadapi penurunan pesanan tekstil dan garmen dari pasar Eropa.
- Korea Selatan dan Jepang tertekan karena pelemahan permintaan chip global.
Dengan kondisi ini, RI dan Thailand tampil sebagai pengecualian yang mampu menahan laju perlambatan.
Implikasi Manufaktur RI & Thai bagi Ekonomi Kawasan
Dominasi manufaktur Indonesia dan Thailand membawa dampak positif bagi kawasan Asia Tenggara. Keduanya berpotensi menjadi pusat pertumbuhan baru yang menyeimbangkan perlambatan di Asia Timur.
Beberapa implikasi pentingnya adalah:
- Peluang Investasi Asing
Investor global lebih melirik Indonesia dan Thailand sebagai basis produksi baru. - Integrasi Rantai Pasok
Kawasan ASEAN semakin strategis dalam rantai pasok global, terutama sektor otomotif, mineral, dan elektronik. - Stabilitas Ekonomi Regional
Pertumbuhan positif di dua negara ini membantu menjaga keseimbangan ekonomi Asia Pasifik.
Tantangan ke Depan
Meski unggul saat ini, Indonesia dan Thailand tetap menghadapi sejumlah tantangan:
- Menjaga stabilitas harga energi dan bahan baku.
- Meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
- Menarik lebih banyak investasi berkelanjutan.
- Mengantisipasi perubahan kebijakan perdagangan global.
Jika mampu mengatasi tantangan tersebut, keduanya akan semakin kokoh sebagai pilar industri Asia Pasifik.
Penutup
Di tengah perlambatan manufaktur Asia Pasifik, Indonesia dan Thailand berhasil memimpin dengan kinerja yang tetap positif. Dukungan konsumsi domestik, hilirisasi, serta basis industri otomotif dan elektronik menjadi kunci sukses keduanya.
Ke depan, jika strategi industri terus diperkuat, RI dan Thailand bukan hanya menjadi motor pertumbuhan Asia Tenggara, tetapi juga pusat manufaktur global yang mampu bersaing di era penuh ketidakpastian.