1. Ricuh di Gedung DPRD Sumut
Parksidediner.net – Aksi demonstrasi besar yang di gelar pada 26 Agustus 2025 di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara berakhir ricuh. Ribuan massa yang terdiri dari buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil mendesak masuk ke area gedung, hingga pagar utama DPRD Sumut jebol akibat dorongan keras dari peserta aksi.
Kejadian ini menambah catatan panjang rangkaian demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah Indonesia, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang di nilai tidak berpihak pada rakyat kecil.
2. Latar Belakang Aksi di DPRD Sumut
Aksi pada 26 Agustus 2025 di picu oleh beberapa isu krusial yang mengundang keresahan masyarakat:
- Kenaikan harga kebutuhan pokok yang di anggap semakin memberatkan rakyat.
- Kebijakan ketenagakerjaan, termasuk upah dan sistem outsourcing yang merugikan buruh.
- Kekecewaan terhadap DPRD Sumut yang di nilai tidak serius menyerap aspirasi masyarakat.
Para pendemo menilai bahwa wakil rakyat seharusnya lebih peka dan responsif terhadap masalah ekonomi yang di hadapi masyarakat.
3. Jalannya Demonstrasi di DPRD Sumut
Sejak pagi, ribuan massa sudah memadati kawasan sekitar gedung DPRD Sumut. Mereka membawa spanduk, poster, serta melakukan orasi bergantian. Suasana awalnya berjalan kondusif dengan kawalan ketat aparat kepolisian.
Namun, saat perwakilan massa gagal menemui pimpinan DPRD Sumut untuk berdialog, tensi mulai meningkat. Massa kemudian berusaha mendekati gerbang utama. Dorongan keras dan aksi massa yang tidak terkendali akhirnya membuat pagar besi DPRD Sumut jebol, dan sebagian pendemo merangsek masuk ke halaman gedung.
4. Respon Aparat Keamanan
Aparat keamanan yang terdiri dari kepolisian dan Satpol PP langsung melakukan penghalauan. Water cannon dan barikade tambahan di kerahkan untuk mencegah massa masuk lebih jauh ke dalam gedung.
Kericuhan sempat berlangsung beberapa menit, dengan aksi saling dorong antara pendemo dan aparat. Beberapa orang di laporkan mengalami luka ringan akibat terhimpit massa. Meski demikian, aparat berusaha menenangkan situasi agar tidak semakin memanas.
5. Kerusakan dan Situasi Setelah Ricuh
Selain pagar utama yang jebol, beberapa fasilitas di sekitar gedung DPRD Sumut juga mengalami kerusakan ringan, seperti pot tanaman dan pagar pembatas jalan. Setelah kejadian itu, sebagian massa memilih mundur, sementara sebagian lain tetap bertahan di depan gedung untuk melanjutkan orasi.
Kondisi akhirnya kembali terkendali menjelang sore hari setelah aparat dan koordinator lapangan melakukan mediasi agar massa membubarkan diri dengan tertib.
6. Pernyataan dari DPRD Sumut
Pihak DPRD Sumatera Utara menyayangkan aksi ricuh yang terjadi. Mereka menyatakan terbuka untuk menerima aspirasi masyarakat, namun menegaskan bahwa penyampaian pendapat seharusnya di lakukan dengan damai tanpa merusak fasilitas publik.
Beberapa anggota dewan juga meminta pemerintah pusat segera menanggapi tuntutan buruh dan masyarakat agar gejolak serupa tidak terus berulang.
7. Suara dari Aksi Massa
Di sisi lain, para pendemo menyatakan bahwa kericuhan yang terjadi adalah akibat dari kekecewaan mendalam. Mereka menilai wakil rakyat terlalu sulit ditemui dan seolah menutup mata terhadap penderitaan rakyat. Oleh karena itu, aksi dorongan hingga pagar jebol dianggap sebagai bentuk simbolik bahwa masyarakat sudah tidak sabar lagi menunggu respons DPRD.
8. Dampak Sosial dan Politik
Peristiwa jebolnya pagar DPRD Sumut menjadi sinyal kuat tentang meningkatnya ketegangan sosial. Dampaknya tidak hanya pada kerusakan fasilitas, tetapi juga pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif daerah.
Secara politik, aksi ini bisa mendorong DPRD dan pemerintah daerah untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat. Jika tidak, bukan tidak mungkin aksi-aksi serupa akan terus terjadi.
Kesimpulan
Aksi demonstrasi pada 26 Agustus 2025 di Gedung DPRD Sumut yang berujung ricuh hingga pagar utama jebol mencerminkan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan peran wakil rakyat.Meski sempat memanas, situasi akhirnya bisa dikendalikan. Namun, peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah bahwa aspirasi buruh dan rakyat kecil harus segera direspons, agar tidak berulang dalam skala lebih besar.